Jejak Rasa Chef Rusdi Ilyas

Dari Brunei ke Sangatta, Dari Citarasa ke Cahaya Usaha

Di sebuah sudut Kalimantan Timur, tepatnya di Jalan Diponegoro, Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur (Kutim), berdiri sebuah rumah makan yang tak sekadar menjual lauk-pauk saja, tapi juga perjuangan. Namanya Rumah Makan Surya Biru.

Bukan hanya berlandaskan warna kesukaan saja, Surya Biru dipilih dengan makna tersendiri, yakni digadang-gadang bersinar bagai Matahari biru (blue sun).

Read More

Di balik kepulan asap dapurnya, berdiri teguh sosok bernama Chef Rusdi Ilyas.

Lahir di Padang, 27 Oktober 1969 silam. Dia merupakan seorang ayah dari tiga anak, yang telah menempuh perjalanan panjang, mulai dari dapur hotel di Brunei, hingga ke meja-meja makan warga Kutai Timur.

Meracik Mimpi di Perantauan

Perjalanan rasa itu dimulai sejak 1987,
ketika Rusdi muda belajar otodidak di Jakarta, menimba ilmu di warung, dapur dan panggangan, di bawah tekanan, dalam keterbatasan. Hingga akhirnya pada 1992, ia menyeberang ke negeri orang, yakni Brunei Darussalam.

Selama 28 tahun ia bergelut menjadi koki di Hotel dan Bandara di Brunei, menyatukan bumbu dan cita, antara kesabaran dan ketepatan rasa. Tak hanya bekerja semata, pada 2012, ia juga memutuskan diri untuk bergabung dalam Indonesian Chef Association (ICA) di Brunei.

Pulau Baru, Peluang Baru

Kemudian, pada 2020, ia memutuskan untuk kembali ke tanah air. Menjadi karyawan di Rumah Makan Padang Cahaya Purnama Sangatta. Meniti kembali dari bawah dengan tangan yang tak pernah asing pada wajan.

Dan di sinilah kisah baru dimulai.
Banyak hal ia urus, bahkan resmi terhubung ke ICA pusat lewat mutasi keanggotaan dan bergabung di kehumasan dalam BPC ICA Kutim.

Berlanjut hingga 2022, dengan modal rezeki dan keberanian, Chef Rusdi membuka rumah makan sendiri. Surya Biru di Tanah Batu Bara.

Rumah makan ini resmi berdiri, awalnya tak mudah, sejumlah kendala kerap ia hadapi. Mulai dari sulitnya mencari barang yang diperlukan, mesti memikirkan menu, mengelola rasa, menjaga kebersihan dan yang terutama memberikan pelayanan terbaik.

“Kalau sepi, kami berupaya. Kalau ramai, kami bersyukur. Menghadapi pelanggan, kami belajar sabar dan tetap tersenyum,” ujarnya.

Begitulah filosofi sederhana yang dipegang olehnya hingga hari ini.

Lalu, pada 1 Maret 2025, cabang baru kembali dirintis di Jalan Bengalon menuju Muara Wahau, km 110. Langkah kecil menuju cita-cita besar Usaha yang lancar, maju, dan bertambah cabang.

Lebih dari Sekadar Rasa

Kini, Rumah Makan Surya Biru telah dipercaya di hati masyarakat. Rumah makan ini juga siap untuk melayani pesanan privat dan perusahaan.

“Semoga ke depannya bisa semakin sukses dan terus berkembang,” imbuhnya.

Ia juga menceritakan jejak pencapaiannya. Menyabet banyaknya piagam penghargaan atas prestasi yang diganjar. Salah satu pencapaian kebanggaannya adalah berpartisipasi dalam Rekor MURI dalam HUT Kutai Timur.

Rasa yang Menyatukan

Chef Rusdi Ilyas bukan hanya meracik makanan tapi juga mimpi, kesabaran dan pengabdian. Dari Padang ke Jakarta, dari Brunei ke Sangatta.

Ia percaya, rasa adalah jembatan yang tak pernah putus. Jika pelayanan dijaga, kebersihan dijunjung dan rasa diutamakan, maka pelanggan akan kembali. Bahkan rumah makan ini akan terus bersinar, menjadi Surya Biru yang menuntun banyak lidah pada rumah yang bernama masakan ibu. Mewakili citarasa Minang di Kota Tercinta, Sangatta.

Hotel Royal Victoria Sangatta

Related posts