Kutai Timur: Negeri yang Ingin Menumbuhkan Anak-anak Tanpa Luka

Kutai Timur bukan sekadar kabupaten. Ia adalah panggung bagi harapan baru. Di tanah yang dulu lebih dikenal karena sumber dayanya, kini muncul suara yang lebih lembut namun menggema lebih jauh. perlindungan untuk perempuan dan anak.

Senin pagi (13/05), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dr. Hj. Arifatul Choiri Fauzi, menginjakkan kaki di Kutai Timur dengan satu tekad: mencari daerah yang bukan hanya tumbuh — tapi menumbuhkan nilai. Dan matanya tertuju ke sini.

“Kutai Timur punya potensi besar. Ini bukan sekadar daerah, ini bisa jadi simbol bahwa Indonesia peduli pada perempuan dan anak.Saya yakin, daerah ini bisa jadi contoh nyata bagi seluruh negeri”, ucapnya

Read More

Bukan pernyataan yang lahir dari basa-basi birokrasi. Tapi sebuah seruan. Seruan untuk berani berbeda — untuk menyediakan ruang aman, di mana perempuan tidak hanya didengar tapi diberdayakan, dan anak-anak tak sekadar tumbuh, tapi dilindungi dari luka yang tak terlihat.

Dan seruan itu disambut tegas oleh Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman.

“Kami tak ingin jadi daerah yang hanya berkembang dalam grafik dan statistik. Kami ingin menjadi tempat di mana anak-anak bisa tumbuh dengan martabat, bukan dengan trauma,” katanya.

Ia tahu, membangun jalan dan gedung itu penting. Tapi membangun rasa aman dan kepercayaan dalam rumah dan sekolah  itu jauh lebih bermakna.

Kini, Kutai Timur tengah bersiap. Bukan hanya membangun kota, tapi membangun budaya. Sebuah ruang bersama, tempat di mana perempuan punya suara, dan anak-anak bisa berlari tanpa bayang-bayang ketakutan.

Indonesia mungkin belum sempurna. Tapi jika perubahan itu harus dimulai dari suatu tempat, Kutai Timur bersedia menjadi titik awal. Dan dari titik kecil di timur Kalimantan ini, gema besar bisa menggugah seluruh negeri.Perempuan dan anak tidak butuh belas kasihan. Mereka butuh perlindungan dan kesempatan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *