Banjir Samarinda Renggut Korban Jiwa, DPRD Minta Penanganan Berbasis Kajian Ilmiah

Samarinda-Banjir yang melanda Kota Samarinda sejak Senin dini hari (12/5) kembali memakan korban jiwa. Menyikapi hal ini, Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Dr. Sani Bin Husain, meminta pemerintah memperkuat pendekatan berbasis kajian ilmiah dalam penanggulangan banjir.

Dua korban jiwa dilaporkan dalam insiden tersebut: seorang balita yang terseret arus, dan seorang pria yang meninggal akibat tersengat listrik. Dr. Sani menyampaikan duka cita dan menegaskan perlunya tindakan preventif agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Saya mengapresiasi semua upaya yang sudah dilakukan, tetapi ada empat hal penting yang harus segera dibenahi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (12/5).

Sani menilai penanganan banjir tak bisa dilakukan secara parsial. Ia menekankan perlunya sinergi antarinstansi, perencanaan berbasis data ilmiah, dan pelibatan ahli serta akademisi agar solusi yang diambil lebih efektif dan berkelanjutan.

Menurutnya, proyek-proyek penanganan banjir juga perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat. Ia mendorong penguatan program seperti Kampung Siaga Banjir, Sekolah Adaptif Banjir, serta gotong royong membersihkan drainase hingga pengawasan tambang ilegal di tingkat RT.

Sebagai solusi tambahan, Sani mengusulkan pembentukan tim tanggap banjir lintas instansi, melibatkan BPBD, Dinsos, Satpol PP, DLH, dan Damkar, yang siap turun saat bencana terjadi untuk mempercepat proses evakuasi dan penanganan korban.

“Banjir bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kolektif seluruh masyarakat,” tutupnya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *