SANGATTA – Agenda rutin Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN) Sekolah Dasar (SD) tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2024, rampung digelar pada Rabu (26/6) di Hotel Grand Tjokro Balikpapan.
Ajang kompetisi seni tahunan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diikuti oleh puluhan perserta, yang berasal dari berbagai SD dari 10 kabupaten/kota se Kaltim.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Disdikbud Kutim) diwakilkan oleh Staff Di Mundzir, turut berpartisipasi dengan mengirimkan sejumlah nama sebagai jawara tingkat kabupaten yang telah digelar beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, ajang FLS2N tingkat kabupaten tersebut mempertandingkan 6 cabang perlombaan, yakni, kriya, pantomim, menyanyi solo, cerita bergambar, kreativitas musik tradisional dan tari kreasi tradisional.
Kali pertama, Sangatta Selatan khususnya SDN 011 lolos menjadi jawara 2 ke tingkat kabupaten. Saat bertanding melawan kandidat dari berbagai kabupaten/kota di tingkat provinsi, Zigga Alfarizi Suryaman kembali menorehkan prestasi, yakni menjadi juara 3 se-Kaltim.
Zigga berhasil membuat karya tangan permainan tradisional (congklak) berbahan dasar bambu.
Ketekunan itu terus diasah dan dilatih oleh orangtua di rumah, serta dibimbing oleh guru sekolahnya yakni Petrus dan Yuaningtya Ernita Hardiyanti. Zigga mengaku bangga mampu membawa nama Kutai Timur ke kanca Provinsi.
Sebelumnya, Guru Pendamping SDN 011 Sangatta Selatan, Petrus merasa bersyukur dan bangga pada seluruh anak didiknya yang berhasil menyabet prestasi meski di juara 2. Ia menyebut banyak hal yang dipersiapkan sehingga cabang lomba Kriya bisa membawa nama Kutim khususnya Sangatta Selatan ke provinsi.
“Perisapan secara keseluruhan kami lakukan selama sebulan. Saya ajari anak-anak bagaimana mengajak mereka mengeluarkan kemampuannya sebaik mungkin. Anak itu kalau kita dorong termasuk dengan dukungan keluarga dan sekolah, pasti bisa mendapat hasil terbaik,” sebutnya.
Sejumlah kesulitan kerap dihadapi, hanya saja, kata dia, hal itu bukan permasalahan. Jika ada niat untuk belajar maka ia pun turut semangat dalam mendidik siswanya.
“Saya sangat bangga pada mereka. Walaupun awalnya sulit, terutama harus sabar mengajarkan anak-anak saat mereka belajar memegang alat yang belum pernah mereka pakai sebelumnya. Tapi dengan dukungan kawan-kawannya juga, anak anak berhasil mengulang prestasi yang 3 tahun lalu juga sempat kita raih. Sementara ini masih proses pembuatan video pembuatan kriya. Semoga berhasil semuanya,” harap Petrus.