BMKG Peringatkan Kutim Alami Kemarau Panjang hingga Oktober, Risiko Karhutla Meningkat Tajam

SANGATTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa Kabupaten Kutai Timur (Kutim) akan mengalami musim kemarau panjang hingga awal Oktober 2025. Peringatan ini disampaikan menyusul meningkatnya jumlah titik panas (hotspot) di wilayah Kalimantan Timur, termasuk Kutim, dalam sepekan terakhir.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, mengatakan bahwa Kutim termasuk salah satu daerah yang masuk kategori siaga menghadapi kemarau. Ia mengingatkan agar pemerintah daerah dan masyarakat segera bersiap menghadapi potensi kekeringan dan kebakaran hutan.

“Sebagian besar wilayah Kalimantan Timur, khususnya Kutai Timur, sudah memasuki fase kemarau. Jumlah hotspot terpantau terus meningkat dan berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan jika tidak diantisipasi,” ujar Kukuh, Jumat (1/8/2025)

Riwayat Karhutla Kutim: Alarm dari Tahun ke Tahun

Kutim dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kerawanan karhutla yang cukup tinggi di Kalimantan Timur. Beberapa data penting mencatat tren tersebut:

-April 2024, berdasarkan data BMKG dan KLHK, terdapat 383 titik panas di Kalimantan Timur. Dari jumlah itu, Kutim menyumbang 211 titik, menjadikannya daerah dengan hotspot tertinggi di provinsi ini.

(Sumber: Nomorsatukaltim.disway.id, 17/04/2024)

-Juli 2023, kembali tercatat 151 hotspot di Kaltim, dan 30 titik di antaranya berada di wilayah Kutim.

(Sumber: Republika.co.id, 31/07/2023)

-Pada musim kering tahun 2019, Kalimantan Timur turut terdampak dalam kebakaran hutan besar secara nasional yang membakar lebih dari 1,16 juta hektare hutan dan lahan di Indonesia akibat El Niño.

(Sumber: Laporan Karhutla KLHK dan BPBD Kaltim)

Fenomena Cuaca & Potensi Ancaman

BMKG menjelaskan bahwa kemarau tahun ini diperkuat oleh:

-Anomali iklim akibat perubahan global,

-Fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) positif, yang menghambat terbentuknya awan hujan,

-Serta kondisi El Niño moderat yang memperpanjang musim kering.

“Hujan lokal mungkin masih terjadi, tapi cakupannya sangat terbatas. Tidak cukup untuk meredam potensi kebakaran jika bahan bakar alami di hutan sudah sangat kering,” tambah Kukuh.

Langkah Mitigasi & Imbauan Resmi BMKG

BMKG bersama pemerintah daerah dan instansi terkait telah meningkatkan pemantauan hotspot melalui satelit Terra, Aqua, dan Suomi NPP. Masyarakat diimbau untuk:

-Tidak membuka lahan dengan cara dibakar,

-Melaporkan segera titik api ke petugas,

-Dan berpartisipasi dalam edukasi serta pengawasan lingkungan.

“Kesiapsiagaan adalah kunci. Kami harap koordinasi lintas sektor dan partisipasi warga dapat mencegah kebakaran hutan meluas seperti tahun-tahun sebelumnya,” tutup Kukuh.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *