Kutai Timur Tercatat Sebagai Daerah Paling Parah Deforestasi 2024: 16.578 Hektare Hutan Hilang.

SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur, resmi menjadi daerah dengan deforestasi tertinggi di Indonesia sepanjang tahun 2024. Tak tanggung-tanggung, 16.578 hektare hutan hilang hanya dalam satu tahun. Fakta ini diungkap oleh Auriga Nusantara, organisasi pemantau lingkungan independen.

“Kutai Timur mencatat angka deforestasi tertinggi di Indonesia tahun ini, mengungguli 68 kabupaten lainnya,” ujar Hilman Afif, Juru Kampanye Auriga, dalam rilis resminya.

Kaltim Jadi Episentrum Krisis Hutan

Read More

Deforestasi di tingkat nasional mencapai 261.575 hektare, naik 4.191 hektare dari tahun sebelumnya. Kalimantan menyumbang separuhnya, dengan 124.896 hektare, didorong oleh ekspansi kebun kayu, tambang batu bara dan sawit.

Khusus di Kalimantan Timur, laju kehilangan hutan mencapai 44.483 hektare dan Kutai Timur jadi penyumbang terbesar.

Data Auriga juga menyebut bahwa 57 persen deforestasi terjadi di hutan negara, termasuk hutan konservasi, lindung, dan produksi. Sisanya berada di Area Penggunaan Lain (APL).

Deforestasi samadengan Krisis Iklim

Data dari Global Forest Watch menyebut Kaltim telah kehilangan 3,13 juta hektare tutupan pohon sejak 2001, setara dengan 27 persen luas hutan sejak 2000 lalu.

Dampaknya tidak main-main, Kaltim menyumbang emisi hingga 2,12 gigaton CO₂e ke atmosfer. Angka ini setara dengan akumulasi jejak karbon dari negara-negara kecil dalam satu dekade.

Pemerintah Kutim: “Ada Dampak Ekonomi Juga”

Menanggapi laporan tersebut, Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, tak menampik data itu. Namun ia meminta publik juga melihat dari sisi lain, yakni ekonomi.

“Kerusakan hutan memang nyata, tapi juga membawa dampak ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya, Kamis (12/6).

“Perusahaan juga diwajibkan menanam kembali. Hutan itu bisa tumbuh lagi, meski butuh waktu,” tambahnya.

Tapi Waktu Hutan Tak Sama dengan Waktu Bisnis

Sayangnya, pemulihan hutan bukan hitungan bulan, tapi dekade. Sementara hutan ditebang dalam hitungan minggu, pemulihannya bisa gagal tanpa pengawasan ketat.

Kini, Kutai Timur berdiri di ujung tanduk, antara cuan jangka pendek atau bencana iklim jangka panjang.

Hotel Royal Victoria Sangatta

Related posts