Banjir Samarinda, Wali Kota Minta Maaf: “Kami Tak Tinggal Diam”

SAMARINDA – Wali Kota Samarinda Andi Harun menyampaikan permintaan maaf kepada warga atas banjir yang melumpuhkan aktivitas pada Selasa pagi (27/5). Ia menegaskan bahwa program pengendalian banjir tetap berjalan meski dihadang berbagai tantangan.

“Kami minta maaf karena banjir ini mengganggu mobilitas dan ekonomi warga. Tapi kami pastikan upaya pengentasan banjir tetap berjalan,” ujar Andi Harun, Rabu (28/5).

Banjir disebabkan kombinasi hujan ekstrem dan pasang Sungai Mahakam. Curah hujan tercatat lebih dari 150 mm dalam beberapa jam, sementara permukaan air sungai naik lebih dari dua meter pada pukul 05.30 Wita. Genangan muncul di sejumlah titik, terutama di bantaran Sungai Karang Mumus dan tepian Sungai Mahakam.

“Sekitar pukul 11.00 Wita air mulai surut, seiring surutnya air laut di Sungai Mahakam,” tambahnya.

Wilayah utara kota, termasuk sekitar Bandara APT Pranoto dan Kelurahan Budaya Pampang, juga terdampak. Proyek kolam retensi di kawasan ini masih terkendala pembebasan lahan. “Air tertahan karena kapasitas sungai dan kolam retensi belum optimal,” jelasnya.

Ini merupakan banjir ketiga sepanjang 2025, setelah peristiwa serupa terjadi pada 26 Januari dan 15 Mei. Menurut Pemkot, ini menandakan bahwa perubahan iklim dan lemahnya sistem drainase menjadi persoalan mendesak.

Pada hari yang sama, Wali Kota menerima utusan anggota DPR RI Dapil Kaltim, G Budi Satrio Djiwandono. Mereka meminta Pemkot menyiapkan dokumen rencana penanganan banjir jangka menengah dan panjang untuk diajukan ke pemerintah pusat.

“Kami apresiasi dukungan ini. Artinya, upaya kami diakui. Banyak program belum tuntas karena kendala anggaran. Dukungan pusat sangat penting,” kata Andi Harun.

Pemkot juga mengaktifkan seluruh OPD teknis untuk siaga banjir dan longsor. “Ini bukan pekerjaan satu malam, tapi kami tidak tinggal diam,” tegasnya.

Data Pusdalops BPBD Samarinda per Selasa pukul 17.30 Wita mencatat banjir melanda 17 titik, merendam tujuh sekolah dan satu rumah sakit. Tiga pohon tumbang, dan 44 titik longsor tercatat di 10 kecamatan. Satu warga tewas akibat longsor di Jalan Gerilya, Kelurahan Sungai Pinang Dalam.

Hotel Royal Victoria Sangatta

Related posts