SANGATTA – Permasalahan masyarakat yang mengemis di sejumlah titik jalan rusak jalur poros Sangatta-Bengalon menjadi perhatian tersendiri bagi Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Sahman.
Ia mengaku sangat prihatin dengan keberadaan pengemis di sepanjang jalan rusak di jalur utama tersebut. Dirinya mengaku kerap melihat sejumlah orang memanfaatkan situasi dengan meminta-minta kepada pengendara yang melintas di wilayah itu.
“Sering sekali saya perhatikan di setiap kerusakan jalan di Sangatta-Bengalon, selalu ada pengemis yang meminta sumbangan,” terang dia.
Kata dia, praktik seperti ini justru menciptakan kesan buruk bagi daerah, seolah-olah tidak ada perhatian dari pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak kondisi jalan yang rusak. Ia juga menduga bahwa kebanyakan pengemis yang muncul bukan merupakan warga asli Kutim.
“Biasanya, yang begitu bukan warga kita, ya. Mereka itu kebanyakan orang-orang dari luar daerah,” bebernya.
Dugaan ini muncul berdasarkan pengamatan dan laporan masyarakat yang mencurigai adanya kelompok tertentu yang datang dari luar daerah untuk mencari kesempatan dalam situasi tertentu. Menurutnya, Pemkab Kutim telah berupaya memperbaiki jalan yang rusak agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat maupun perekonomian daerah.
“Jalan Sangatta-Bengalon sendiri merupakan jalur penting yang sering dilintasi oleh kendaraan pengangkut barang dan komoditas, sehingga kerusakan pada jalan ini bisa berdampak luas,” katanya lagi.
Selain itu, Sahman mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendukung praktik meminta-minta di jalan dengan tidak memberikan uang kepada para pengemis yang terlihat.
“Jika masyarakat terus memberi, fenomena ini akan semakin berkembang. Kami berharap warga bisa bekerja sama agar tidak ada yang memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi,” tutup ia. (Adv)