SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memaksimalkan penggunaan dana Bantuan Keuangan (Bankeu) dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) guna mempercepat pembangunan daerah.
Hal ini dipaparkan saat Rapat Pengendalian Operasional Kegiatan (Radalok) Bantuan Keuangan (Bankeu) dari Provinsi Kaltim untuk Triwulan Ill 2024, di Balikpapan pada Sabtu (26/10).
Radalok tersebut menitikberatkan evaluasi penggunaan anggaran Bankeu yang dialokasikan Pemprov untuk pembangunan di 10 kabupaten/kota, termasuk Kutim.
Pemkab Kutai Timur berfokus pada proyek infrastruktur, sektor kesehatan, serta pengembangan sektor pertanian.
Sebelumnya, Kepala Bagian (Kabag) Adbang Setkab Kutim, Insan Bowo Asmoro menjelaskan bankeu Pemprov Kaltim di Kutim untuk alokasi bankeu non spesifik dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur jalan. Di antaranya adalah peningkatan Jalan Long Pejeng-Long Lees Kecamatan Busang, Jalan Desa Bangun Jaya – Desa Kaliorang, dan Jalan HM Ardan Kecamatan Sangata Selatan.
Sedangkan bantuan keuangan spesifik dialokasikan untuk sektor pertanian yang mencakup bantuan penyuluh pertanian, pelatihan pengendalian OPT tanaman padi dan palawija, pelatihan pembuatan pupuk organik cair, serta pelatihan peternakan.
Bankeu spesifik juga disalurkan pada pengawasan inspektorat Kutai Timur, bantuan dana desa dan Bumdes, pelatihan Tenaga Terampil Konstruksi dan penanganan stunting.
“Jadi program-program kegiatan yang bersumber dari dana Bankeu Pemprov Kaltim ini sudah sangat menyentuh sampai ke masyarakat. Harapan kedepannya, semoga bisa ditingkatkan lagi alokasi bankeu untuk Kutai Timur,” paparnya.
Terpisah, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kutim, Irma Aryani, menyampaikan bahwa Bankeu digunakan untuk berbagai proyek strategis, termasuk peningkatan gizi anak dan ibu hamil.
“Di sektor kesehatan misalnya ada beberapa kegiatan yaitu pertama, pengadaan susu bayi dengan gizi kurang. Kedua, cake dan susu untuk ibu hamil. Ketiga, peningkatan kapasitas kader,” ungkap Irma.
Selaras dengan agenda nasional dalam penurunan stunting, Pemkab Kutai Timur juga memfokuskan dana pada upaya pemberian gizi tambahan bagi ibu hamil dan balita, yang telah mencapai realisasi fisik 100 persen dan realisasi keuangan 96,60 persen. Selain itu, Bankeu juga dialokasikan untuk program penyuluhan pertanian, yang melibatkan 264 penyuluh di seluruh kecamatan guna mendukung pelatihan tanaman pangan dan peternakan.
Hingga 25 Oktober 2024, realisasi fisik dari alokasi anggaran senilai Rp 32,65 miliar mencapai 48,39 persen sementara realisasi keuangan sebesar 25 persen dari target 75 persen untuk masing-masing indikator. (Adv)