SANGATTA – Suasana Masjid Agung Al-Faruq, Rabu (5/11/m), berubah menjadi lautan putih ketika ribuan anak dari TK, RA, dan SPS se-Kecamatan Sangatta Utara dan Selatan mengikuti kegiatan Manasik Haji Akbar. Kegiatan tahunan ini menjadi momen penting untuk menanamkan nilai-nilai islami sekaligus membangun karakter sejak usia dini.
Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman membuka langsung kegiatan tersebut. Ia menilai pengenalan ibadah haji kepada anak-anak adalah langkah awal untuk menumbuhkan kecintaan pada ajaran Islam sekaligus menguatkan pendidikan spiritual keluarga.
“Manasik haji ini bukan hanya pembelajaran bagi anak-anak kita, tetapi juga pengingat bagi orang tua dan guru tentang pentingnya rukun Islam kelima,” ujar Bupati.
Ia memberikan apresiasi kepada IGTKI Kutim yang secara konsisten menyelenggarakan kegiatan edukatif berbasis karakter tersebut. Menurutnya, pengalaman manasik semacam ini akan melekat dalam ingatan anak-anak dan menjadi pondasi pembentukan akhlak.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Ardiansyah juga menyampaikan kebijakan pendidikan terbaru Pemkab Kutim, yaitu penerapan kembali Wajib Belajar 13 Tahun. Program ini memastikan layanan pendidikan gratis mulai dari PAUD hingga SMA/Sederajat, termasuk penyediaan seragam, buku, bahkan sepatu bagi peserta didik.
“Kami sudah siapkan semua kebutuhan sekolah secara gratis. Tinggal bagaimana komitmen orang tua menyekolahkan anaknya. Jangan sampai ada anak PAUD yang tidak terdaftar tanpa alasan jelas,” tegasnya.
Ia menambahkan, orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya dapat dikenai sanksi karena pemerintah telah menanggung seluruh pembiayaan dasar pendidikan.
Melalui kegiatan manasik haji dan kebijakan pendidikan yang diperkuat, Pemkab Kutim berharap lahir generasi muda yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tetapi juga memiliki karakter dan akhlak yang baik.
“Program ini sekaligus menunjukkan komitmen daerah dalam membangun fondasi pendidikan sejak usia paling dini,” tutup ia. (Adv)
