BALIKPAPAN — Tanaman kratom asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), kini menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan yang dilirik pasar internasional, khususnya Amerika Serikat dan Jepang. Hal ini diungkapkan Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, saat bertemu Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, dalam agenda promosi ekspor daerah.
“Kratom saat ini menjadi komoditas herbal yang diminati dunia. Harga per kilogramnya bisa mencapai Rp98 juta,” ujar Rudy dalam pernyataannya, Jumat (1/8/2025).
Ia menyebut, kratom tumbuh subur di wilayah Kutai Kartanegara. Namun, untuk menjadikan tanaman ini sebagai ekspor berkelanjutan, dibutuhkan pengelolaan dan pembinaan serius, khususnya kepada pelaku UMKM lokal.
“Kami harap Kementerian Perdagangan dapat memberikan dukungan pembinaan, agar produk seperti kratom bisa terus berkembang dan memiliki daya saing global,” tambahnya.
Selain kratom, Rudy juga menyoroti potensi kakao yang tumbuh di beberapa kabupaten seperti Kutai Timur, Berau, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu. Ia menyebut kakao Kaltim memiliki kualitas tinggi dan berpeluang menjadi komoditas unggulan nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Rudy turut melaporkan capaian ekspor pelaku UKM Kaltim. Melalui program Kaltimpreneurs 2025, sebanyak 78 UMKM berhasil menembus pasar ekspor dengan nilai transaksi mencapai 2,8 juta dolar AS ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika.
Bahkan, pada minggu terakhir Juli 2025, nilai ekspor UKM Kaltim tercatat sebesar 716.403 dolar AS. Beberapa di antaranya adalah ekspor perdana kratom oleh PT BJP Botanicals Indonesia ke Amerika senilai 82.125 dolar AS, dan ekspor plywood oleh PT Kayu Alam Perkasa Raya ke Singapura dan India sebesar 190.423 dolar AS.
“Ini membuktikan bahwa UKM Kaltim tak hanya mampu bersaing, tetapi juga mendapat pengakuan di pasar ekspor internasional,” pungkas Rudy.