SANGATTA – Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Sangatta menunjukkan kepeduliannya terhadap korban kebakaran di SMK Islam Nurul Hikmah Sangatta, dengan memberikan bantuan tunai senilai Rp 50 juta pada Kamis (17/10).
Branch Manager BSI KCP Sangatta, Gilang Ramadan Singabella menyebut bantuan ini merupakan bentuk kontribusi yayasan untuk membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak musibah, terlebih nasabah.
Dimana BSI dengan BSI Maslahat berupaya membantu meringankan korban kebakaran di Sangatta. Ia berharap agar sekolah tersebut dapat beroperasi kembali seperti semula.
“Saat mendengar ada musibah, kami langsung bergerak untuk berupaya membantu. Karena salah satu tujuan bank kami adalah memajukan pendidikan. Kita juga tahu, ini sekolah berbasis agama,” ujarnya saat ditemui di kantornya usai menyerahkan simbolis bantuan.
Dirinya juga membeberkan sumber dana bantuan tersebut berasal dari potongan pendapatan karyawan BSI Region Kalimantan. Dimana zakat baitul maal tersebut diprioritaskan untuk pendidikan dan kesehatan. Tidak hanya itu, pihaknya juga kerap memberikan bantuan pada momentum khususnya bencana, layaknya banjir dan lainnya.
“Dana ini asalnya dari baitul maal setiap gaji karyawan. Hal ini sudah menjadi tanggungjawab kami. Kami terbuka atas kegiatan sosial, sesuai visi-misi kami harus menjadi perbankan yang inklusif dan tidak tertutup kepada agama muslim saja,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Kepala SMK Islam Nurul Hikmah, Akhmad Yamsyi mengaku tidak menyangka mendapat bantuan dari BSI dengan nominal yang besar. Ia mengaku bersyukur terlebih BSI merupakan BUMN pertama yang memberikan santunan untuk sekolah tersebut. Seperti diketahui, sekolah ini merupakan yayasan tertua kedua di Sangatta, yang kini telah berusia 30 tahun dan kini ludes terbakar.
“Kita tidak ada yang tahu perihal musibah yang menimpa. Hanya saja ini sudah rencana Allah. Saya mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan yang masuk, terutama dari BSI. Nilainya sangat besar,” ungkap ia pada awak media.
Ia juga menyampaikan hingga kini bantuan terus berdatangan. Ia menyebut pihaknya telah menerima santunan sebesar Rp 200 juta. Pihaknya berencana akan membangun ulang pondasi bangunan dari uang yang ada saat ini. Pihaknya pun telah melakukan upaya lain, seperti meminta bantuan pada pemerintah daerah hingga pemerintah provinsi.
“Saat ini saya sudah menghadap Pjs Bupati Kutim dan Pj Gubernur Kaltim untuk meminta bantuan. Namun memang belum ada. Sementara sudah masuk uang Rp 200 juta bantuan dari luar. Kami akan membuat pondasi dasar terlebih dahulu dari dana itu,” bebernya.
Ia juga menambahkan saat ini telah ada bantuan Al-Quran sebanyak 1000 dari para donatur. Dirinya berharap agar anggota DPRD dapat membantu menggawangi pembangunan sekolah tersebut menjadi lebih baik.
“Untuk membangun kembali sekolah ini, kami membutuhkan Rp 5 sampai 10 milyar, kami juga membutuhkan 60 laptop atau komputer untuk anak-anak praktik, serta sekira 320 unit meja-kursi untuk sarana-prasarana pembelajaran,” tutup ia. (Adv)