KALTIM – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim VIII tahun 2026 memang sedang dipersiapkan di Kabupaten Paser. Tapi, di balik klaim “semua aman dan lancar” dari KONI Kaltim, ada realita yang tak bisa disembunyikan: anggaran masih mandek, dan sejumlah cabang olahraga (cabor) terancam jalan di tempat.
Ketua KONI Kaltim, Rusdiansyah Aras, memang mengatakan persiapan masih “on the track”. Ia menyebut pembangunan venue dan tahapan pelaksanaan tidak menemui hambatan berarti. “Untuk sementara ini, ada 47 cabor yang akan dipertandingkan,” ujarnya santai, Selasa (14/5).
Namun, nada optimisme itu sedikit terganggu saat bicara soal anggaran. NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) antara KONI dan Pemprov Kaltim ternyata belum juga cair. Akibatnya? Sejumlah cabor yang ingin ikut kejuaraan daerah hingga nasional harus menahan diri—karena dana belum tersedia.
“Sudah ada cabor yang ajukan anggaran, tapi belum bisa direalisasikan,” aku Rusdiansyah. Ia berharap Pemprov, lewat Dispora, segera ambil tindakan cepat. Pasalnya, waktu terus berjalan dan para atlet Kaltim sedang bersiap hadapi Kejurnas.
Pertanyaan besarnya: jika soal dana saja belum beres, bagaimana menjamin suksesnya Porprov 2026?
KONI berencana membahas lebih rinci dalam Rapat Kerja (Raker) tanggal 19 Mei nanti. Tapi keputusan akhir tetap akan ditentukan dalam Rakor KONI Kaltim. “Tinggal ketok palu,” katanya.
Sementara itu, tuan rumah Paser juga tengah berjuang agar semua cabor bisa digelar di wilayahnya. Tapi dengan anggaran yang masih tersendat, semua janji itu bisa saja jadi sekadar wacana.
Porprov tinggal dua tahun lagi. Tapi jika efisiensi anggaran terus dijadikan alasan, bukan tak mungkin Porprov 2026 berubah jadi ajang setengah matang—dengan prestasi atlet jadi korban utama.