SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Perikanan Kutim mengadakan Sosialisasi Usaha Perikanan Tangkap di Ruang Pelangi, Hotel Royal Victoria Sangatta pada Kamis (24/10).
Sebanyak 150 nelayan mengikuti agenda yang dibuka langsung oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutim Agus Hari Kesuma.
Giat ini diisi oleh enam narasumber yang kompeten dalam bidangnya, tiga diantaranya merupakan dosen dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Mulawarman (Unmul), kemudian satu orang dari Kementerian Keluatan dan Perikanan dan satu orang lagi Badan Restirasi Gambut dan Mangrove Republik Indonesia.
Saat membuka acara, Pjs Bupati Kutim Agus Hari Kesuma menyebut, bahwa potensi perikanan di kabupaten ini dapat menjadi basis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, melalui dukungan berupa kapasitas suplay ikan yang besar, mengahasilkan industri pengolahan hasil perikanan dari hulu dan hilir sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.
“Sebenarnya, pembangunan sektor kelautan dan perikanan di wilayah ini belum termanfaatkan dengan maksimal,” tuturnya.
Padahal, lanjut dia, sebagian besar usaha perikanan tangkap secara tradisional, low teknologi dan berskala mikro dan kecil itu bisa ditingkatkan. Untuk itu, kepada stakeholder, ia meminta untuk lebih meningkatkan potensi sumber daya perikanan secara optimal dan keberlanjutan.
“Kita bisa menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga bisa menjadi basis dan andalan dalam pertumbuhan ekonomi di Kutim,” pintanya.
Agus juga mengatakan rendahnya investasi bidang kelautan dan perikanan di Kutim menjadi isu penting bagi pengembangan sektor perikanan. Oleh karena itu, agar meningkatkan investasi perlu didukung dengan strategi yang dapat digunakan dalam meningkatkan pendapatan usaha perikanan tangkap.
“Kutim sebagai salah satu daerah penyangga bagi ibukota negara (IKN) sangat memerlukan dukungan supaya bisa meningkatkan investasi,” imbuh Agus.
Melalui kegiatan ini, dirinya berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan nelayan-nelayan tradisional guna pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang lebih efektif dan bertanggung jawab.
Terpisah , Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kutim Yuliansyah mengatakan, Kabupaten Kutim memiliki perairan umum, daratan yaitu sungai, danau, rawa dan genangan air lainnya yang cukup luas. Pemanfaatan potensi perairan umum cukup maksimal. Untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat akan hasil perikanan umumnya, dibutuhkan sarana penangkapan ikan yang cukup memadai, berupa perahu, mesin, alat penangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan.
“Potensi perairan pesisir yang cukup melimpah kedepannya dapat dikelola dengan maksimal,” harapnya.
Dia membeberkan data nelayan yang ada di Kabupaten Kutim pada saat ini tergabung dalam kelompok-kelompok nelayan, yaitu kelompok nelayan di perairan umum atau perairan daratan berjumlah 194 kelompok, sedangkan kelompok nelayan di perairan pesisir berjumlah 257 kelompok. Setiap nelayan terdiri dari 10-15 orang nelayan. Jumlah kelompok nelayan saat ini, totalnya 451 kelompok. Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang tercatat di Dinas Perikanan berjumlah 3.174 RTP, untuk daerah pesisir 2.583 RTP untuk perairan umum daratan, Total jumlah nelayan 5.757 nelayan. (Adv)